Penambang Nilai Potensi Pasir Silika Topang Bahan Baku Semikonduktor RI
DISCLAIMER
Artikel ini merupakan salinan dari berita-berita terkait HIPKI dan disediakan sebagai sumber informasi tentang perkembangan terbaru HIPKI. Kami mendorong pembaca untuk mengunjungi sumber asli untuk informasi lebih lanjut dan verifikasi. Semua hak cipta tetap milik pemilik asli berita/artikel/tulisan.
Himpunan Penambang Kuarsa Inonesia (HIPKI) menyambut baik rencana penyusunan draf Roadmap Hilirisasi Silika menjadi Wafer Silkon Tahun 2025-2035.
Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Penambang Kuarsa Inonesia (HIPKI) menyambut baik rencana penyusunan draf Roadmap Hilirisasi Silika menjadi Wafer Silkon Tahun 2025-2035 untuk mendukung pengembangan bahan baku industri semikonduktor. Dalam hal ini, pemerintah tengah mendorong optimalisasi industri pengolahan silika hingga menjadi wafer silikon, khususnya solar grade silicon (SGS) yang selama ini belum dimiliki Indonesia. Ketua Umum HIPKI, Ady Indra Pawennari mengatakan kandungan silika dari pasir kuarsa merupakan bagian penting dari proses produksi microchip, di mana silikon mengisi mata rantai utama di industri elektronik sebagai bahan baku transistor. “Transistor ini adalah semikonduktor yang merupakan komponen vital microchip elektronik dan sel surya,” ujar Ady kepada Bisnis, Kamis (28/9/2023).
Peta jalan pemerintah untuk hilirisasi silika dinilai menjadi peluang dan potensi besar bagi penambang pasir silika atau kuarsa ini. Untuk itu, Ady mendorong peran aktif pemerintah menjembatani kolaborasi hulu ke hilir. Sebab, hanya melalui kolaborasi yang efektif dan saling mengisi maka manfaat atau kontribusi-kontribusi terhadap industri pengolahan dan industri lainnya dapat menghasilkan output yang optimal.
Apalagi, tak sedikit pihak yang meniai pasir kuarsa sebagai ‘nikel baru’, bahkan disinyalir lebih dari nikel karena produk turuannya yang sangat banyak, yaitu sekitar 60.000 produk. “Meskipun demikian, hilirisasi pasir kuarsa ini tentu harus ditempuh secara hati-hati dan sistematis karena karakteristik pasir kuarsa dari segi cadangan sangat berbeda dengan nikel,” ujarnya. Bukan tanpa alasan, Indonesia merupakan pemilik cadangan terbesar di dunia yang menjadi penentu pasar global, sementara pasir kuarsa tidak demikian. Pasalnya, Indonesia saat ini belum termasuk pemain utama pasir kuarsa dunia, dengan volume produksi di luar 10 besar dunia dan share market hanya sekitar 3,5 persen. Untuk diketahui, harga jual pasir kuarsa di lokasi tambang secara umum berkisar sekitar Rp50.000-Rp100.000 per ton. Untuk penjualan domestik, harganya mencapai sekitar Rp160-220 ribu per ton di lokasi penerima/pembeli. Sementara harga jual ekspor (untuk kualitas dengan kadar silika >99,5 persen) hari ini mencapai US$32 per ton FoB Vessel. Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengungkap potensi hilirisasi silika menjadi wafer silikon yang dapat mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor dalam negeri. Berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, saat ini tercatat ada 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang 738.536 ton per tahun dengan realisasi volume produksi dari 9 perusahaan pada 2022 sebesar 404.755 ton. Sementara itu, merujuk data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terdapat 328 perusahaan pencadangan pasir silika di Indonesia. Adapun, 98 di antaranya pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), 82 Pemegang IUP Eksplorasi dengan realisasi penambangan pasir silika pada 2021 sebesar 2,01 juta meter kubik, dan 330 juta ton total cadangan. Dari sisi potensi bahan baku industri PV dan semikonduktor, data BPS tahun 2022 menyebutkan potensi nilai substitusi impor untuk Wafer Silikon mencapai US$17,7 juta, US$120 juta produk semi konduktor, US$6,2 juta untuk solar cell tidak dirakit, dan US$65,9 Juta untuk solar cell dirakit.
Penulis : Afiffah Rahmah Nurdifa – Bisnis.com
Sumber : Bisnis.com , tayang pada hari Kamis, 28 September 2023 – Pkl. 15:24 WIB
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!